Tangis Pilu




Aku butuh tempat untuk menumpahkan air mata yang tak tertahankan ini.
Aku pergi menyusuri gang kecil, menuju tempat persembunyian yang hanya diketahui aku dan dia.
Sebelum ku bisa menangis, dia ada disana.
Ia tiba lebih dulu. Menangis sesegukan di atap. Entah karena apa.
Aku berpikir, sepertinya tidak ada tangisan yang lebih menyakitkan dibanding ini.
Terasa sakit dan menyayat hati.
Aku pun ikut menangis.
Bukan karena hari ku yang menyakitkan.
Melainkan karena mendengar tangisannya yang begitu pilu.

Hai kamu, jangan pernah merasakan sedih seperti ini lagi, aku tak sanggup.


#CeritaPendekSekali

Comments

Popular posts from this blog

Matematika dan Segala Drama-nya

Ditinggal Nikah

Yet to Come