Posts

Showing posts from May, 2020

Kamu.. Dimana?

Image
Jam menunjukkan pukul dua. Sudah dini hari. Banyak yang ingin dikatakan, tapi tak kuasa dikeluarkan. Berapa banyak lagi yang harus dipendam? Kamu.. dimana? Mentari sudah hadir menggantikan bulan. Hangat menyentuh kulit. Ingin tersenyum menyambut, namun wajah terasa kaku. Tak bisa digerakkan. Kamu.. dimana? Kapan terakhir kali kamu merasa beruntung hidup di dunia? Apakah saat ulang tahun dikelilingi banyak orang? Atau kah saat berhasil sembuh dari suatu penyakit? Saat berhasil menyelesaikan studi dengan nilai baik, mungkin? Atau saat melihat orang tua mu tersenyum bangga atas keberhasilan mu? Kamu.. dimana? Atau mungkin, kebahagiaan mu ada saat kau berhasil menangkap undur - undur dari dalam tanah? Berhasil mengejar layangan putus? Atau kah saat menang catur melawan Ayah? Atau saat berhasil memasak kue coklat yang lezat? Mungkin kah, saat dibolehlan bermain hujan di luar sana? Kamu.. dimana? Di masa - masa terpurukmu, apa yang kau lakukan? Menangiskah? Atau menyakiti diri sendiri? Menya

Manusia Pesakitan

Image
Katanya, manusia punya enam emosi dasar dalam dirinya. Bahagia, sedih, takut, jijik, marah, dan terkejut. Kadangkala ia dapat merasakan semua emosi itu. Menjadi manusia normal seutuhnya. Tapi seringkali, ia tak dapat merasakan apa-apa.  Ia tak bahagia, tak juga sedih. Ia tak takut, apalagi jijik. Tak marah dan tak terkejut. Ia merasa hampa. Bahkan saat benda tajam menembus kulit tangannya, ia tetap merasa hampa. Tak ada rasa sakit. Suatu ketika, kakinya bergetar hebat. Ia merasakan keram hebat. Saat keramnya mulai pulih, ada sensasi aneh di tungkai kakinya. Ia tak merasakan apa-apa. Ia mati rasa. Ia jatuh tanpa bisa menggerakkan kakinya. Kursi roda. Kini ia berteman baik dengan kursi itu. Ternyata bukan perasaannya saja yang mati rasa. Kakinya juga. Ia tak akan pernah bisa berjalan normal lagi.  Makin sering benda tajam menusuk kulit tangannya, tapi tetap saja, tak ada rasa sakit. Saat ia melihat darah yang perlahan mengucur, ia hanya bisa melihatnya tanpa merasakan apa-apa. Kini ia le

Manusia Tanpa Cerita

Image
Ia hidup. Setidaknya itulah yang terlihat. Tapi aku tak tahu, apakah jiwanya pun turut hidup atau tidak. Ia tak punya nama. Atau hanya aku lah yang tak tahu nama dari dirinya, sehingga ku anggap ia tak punya nama. Ia tersenyum, kadangkala tertawa. Tapi aku tak mengerti, mengapa matanya redup saat ia tersenyum. Apakah senyumnya hanya sebatas tarikan bibir agar terlihat hidup? Ia selalu ada untuk mendengarkan. Aku yang selalu banyak berbicara, bercerita, berkhayal, mendongeng. Ia hanya disana, diam mendengarkan. Saat ku tanya apakah ia punya cerita, ia selalu menggeleng. Seolah ia hidup tanpa alur. Hidup yang hanya dijalani karena harus dijalani. Saat cerita ku sudah habis dibagi, kami kehabisan topik percakapan. Hanya diam saling melihat, tanpa ada satu pun kata yang terucap. Kadangkala situasi ini tetap menyenangkan. Tapi seringkali, ini membuatku sedih. Tak sekali – dua kali aku melihat binar matanya hilang. Redup. Seolah ia memang tak hidup. Aku tak mampu menghidupkan binar itu. Mung

Putus

Image
Ini sudah hari ketiga ia tak menghubungi sama sekali. Aku sudah benar – benar kesal dan putus asa. Di kampus pun ia tidak menyapaku sama sekali. Kami seperti orang yang tidak saling mengenal. Kami bertengkar hebat tiga hari yang lalu, menyisakan masalah yang tak terselesaikan. Sejak hari itu kami tidak saling menghubungi. Sore tadi tiba – tiba ia menghubungi ku. Mengajakku bertemu di luar untuk mengobrol. Aku hanya meng-iya-kan tanpa bertanya topik apa yang akan diobrolkan. Tentu saja tentang masalah ini. Aku memiliki firasat buruk tentang obrolan nanti. Sepertinya hubungan ini tidak akan berhasil. Kami bertemu di café malam itu. Ia sudah berada di sana lebih dulu. Setelah memesan minuman, ia mulai berbicara. Ia bertanya apakah ada hal yang ingin aku sampaikan. Tentu saja ada, banyak sekali yang ingin aku katakan padanya. Namun ku persilahkan ia berbicara duluan. Ia hanya diam, cukup lama. Sampai akhirnya ia berkata, bahwa ia lelah dengan semua ini. Lelah denga

Mantan

Image
Pagi itu aku merasa demam. Sudah dua hari ini aku merasa pusing dan selalu muntah - muntah setiap sore menjelang malam. Maag ku sedang parah sepertinya. Setelah meminum beberapa obat, ku paksakan pergi ke kampus menggunakan ojek. Aku tetap harus masuk kelas karena hari ini diadakan kuis dan tidak ada susulan. Beruntungnya aku hanya ada satu kelas hari ini. Setelah kuis berakhir, aku segera pulang ke kos – an ku. Badan ku semakin tak karuan. Aku kembali memesan ojek karena tak yakin bisa sampai kos – kosan ku dengan selamat jika aku pulang menggunakan angkutan umum. Badan ku sudah benar – benar lemas saat aku naik ke lantai dua dimana kamar ku berada. Saat membuka kunci kamar, ku rasakan sakit kepala hebat dan tiba – tiba saja semuanya menjadi gelap. Mataku perlahan terbuka karena mencium bau kayu putih. Ku lihat aku terbaring lesu di lantai depan kamar ku. Beruntungnya aku ditemukan oleh teman kos ku. Segera setelah aku sadar, ia langsung membopongku menuju motorn